Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 12 Februari 2013

Kisah Ashab Al Kahfi-Manusia Gua

Ingatkah kita akan cerita yang sangat populer, yitu cerita Ashabul Kahfi?. Sebuah cerita yang Insya Allah akan terus populer hingga akhir zaman. Cerita Ashabul Kahfi ini, dalam Al Quran dituangkan dalam  surat Al Kahfi.
Sebetulnya terdapat tiga kisah yang dituangkan dalam Surat Al Kahfi yaitu kisah Ashabul Kahfi, kisah Nabi Musa AS dan Nabi Khidir AS, serta kisah Dzulqarnain. Penamaan surat dengan merujuk pada kisah Ashabul Kahfi tentunya bukan merupakan suatu yang tidak disengaja, tetapi sesuatu yang memang disengaja dan mempunya makna serta maksud tertentu. Dan kita mempunyai kewajiban untuk memberikan perhatian pada makna dan pesan dari cerita Ashabul Kahfi.

Cerita Ashabul Kahfi diceritakan dengan lengkap oleh sahabat Nabi Muhammad SAW, yatu Ali bin Abi Thalib KW ketika menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan oleh para Pendeta Yahudi, yang salah satu pertanyaannya adalah mengenai kisah Ahsabul Kahfi. Cerita bagaimana Ali bin Abi Thalib KW menjawab berbagai pertanyaan para Pendeta Yahudi tersebut dapat dibaca dalam tulisan yang berjudul “Ashabul Kahfi : Menyepi Menyelamatkan Iman“.

Secara singkat kisah singkat Ashabul Kahfi dapat disampaikan sebagai berikut : Ashabul Kahfi adalah nama sekelompok orang beriman, berjumlah 7 orang dan 1 anjing, yang hidup pada masa Raja Diqyanus di Romawi, yaitu pada masa beberapa ratus tahun sebelum diutusnya Nabi Isa AS. Mereka hidup ditengah masyarakat penyembah patung dengan seorang raja yang dzalim. Jika sang raja mengetahui ada sekelompok orang yang tidak menyembah berhala, maka sang raja akan sangat marah lalu memanggil mereka dan memerintahkan mereka untuk mengikuti kepercayaan sang raja.

Tapi Ashabul Kahfi mempunyai keyakinan bahwa Allah SWT adalah tuhan semesta alam dan hanya Allah SWT yang patut disembah. Untuk mempertahankan keimanannya maka mereka melarikan diri, sehingga mereka sampai di sebuah gua yang kemudian dipakai sebagai tempat persembunyian. Dengan izin Alloh SWT, mereka kemudian ditidurkan selama 309 tahun di dalam gua, dan dihidupkan kembali ketika masyarakat dan raja mereka sudah berganti menjadi masyarakat dan raja yang beriman kepada Alloh SWT.

Setelah dihidupkan kembali salah seorang dari mereka yaitu Tamlikha pergi ke kota untuk mencari makanan bagi mereka yang mulai merasa lapar. Tetapi keadaan kota telah berubah sehinga Tamlikha ditangkap dan dihadapkan kepada raja karena dianggap menemukan harta karun berupa uang dirham lama. Setelah Tamlikha dapat menunjukkan bahwa dirinya bukan penemu harta karun maka penduduk kota menghormatinya sebagai orang suci.

Tamlikha diantar oleh para bangsawan dan penduduk kota kembali ke gua, tetapi ketika sudah dekat dengan gua Tamlikha meminta untuk dibiarkan mendatangi sahabat-sahabatynya terlebih dahulu secara sendiri. Setelah mendengar cerita Tamlikha, sahabat-sahabatnya dan Tamlikha berdoa kepada Allah SWT untuk mencabut nyawa mereka kembali dan Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menutup pintu masuk gua sehingga tidak dapat ditemukan oleh para pengantar Tamlikha.

Kisah Ashbaul Kahfi memberikan banyak pelajaran yang dapat dipetik oleh seluruh manusia, pelajaran utama yang dapat diambil adalah ketauhidan, belajar dari alam, berhijrah, uang dirham dan makan makanan yang halal serta baik.

Tamlikha dan para sahabatnya termasuk anjing yang menyertai mereka memahami betul akan sifat-sifat Allah SWT yang tidak dapat dipersamakan dengan manusia dan yang lainnya. Karena Allah SWT adalah Khaliq, sang Maha Pencipta, sementara manusia dan yang lainnya adalah Mahluk. Allah SWT yang menghidupkan dan mematikan, Allah SWT yang memberikan rizki, hanya Allah SWT yang mampu memberikan petunjuk dan pertolongan. Hanya Allah SWT yang patut disembah tiada lagi tuhan selain Allah SWT. Mereka mempunyai keimanan yang sangat kuat bahwa tuhan adalah Allah SWT yang menciptakan seluruh alam semesta dan hanya kepada Allah SWT mereka menyembah dan meminta pertolongan.

(13). Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) cerita ini dengan benar. Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambah pula untuk mereka petunjuk. (14). dan Kami meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, "Tuhan Kami adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; Kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia, Sesungguhnya Kami kalau demikian telah mengucapkan Perkataan yang Amat jauh dari kebenaran". (15). kaum Kami ini telah menjadikan selain Dia sebagai tuhan-tuhan (untuk disembah). mengapa mereka tidak mengemukakan alasan yang terang (tentang kepercayaan mereka)? siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah?.” [Q.S Al Kahfi (18) : 13-15]

(5). hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.” [Q.S Al Faatihah (1) : 5]

Keimanan Tamlikha yang diikuti oleh sahabat-sahabatnya, diperoleh dengan mentaddaburi alam. Tamlikha merenungi langit, bumi dan dirinya sendiri. Hasil perenungan itu memberikan pemahaman dan keimanan yang sangat kuat bahwa Allah SWT adalah pencipta seluruh alam.

(17). dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka ke sebelah kiri sedang mereka berada dalam tempat yang luas dalam gua itu. itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, Maka dialah yang mendapat petunjuk; dan Barangsiapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tidak akan mendapatkan seorang pemimpinpun yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” [Q.S Al Kahfi (18) : 17]

(269). Allah menganugerahkan Al Hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” [Q.S Al Baqaraah (2) : 269]

(190). Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” [Q.S Al Imran (3) : 190]

(54). makanlah dan gembalakanlah binatang-binatangmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang berakal.” [Q.S Thaahaa (20) : 54]

(128). Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, Padahal mereka berjalan (di bekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.” [Q.S Thaahaa (20) : 128]

(28). Dia membuat perumpamaan untuk kamu dari dirimu sendiri. Apakah ada diantara hamba-sahaya yang dimiliki oleh tangan kananmu, sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu; Maka kamu sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada dirimu sendiri? Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum yang berakal.” [Q.S Ar Ruum (30) : 28]

(5). dan pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal.” [Q.S Al Jaatsiyah (45) : 5]

Demi menjaga keimanan mereka, merekapun bersepakat pergi bersama-sama ke sebuah tempat dimana tidak ada lagi yang bisa mengganggu keimanan mereka dan tidak ada lagi yang menghalangi mereka untuk berbakti dan beribadag kepada Allah SWT. Mereka berhijrah ke tempat yang sunyi dipinggiran kota (pinggiran negara).

(10). (ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan Kami, berikanlah rahmat kepada Kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi Kami petunjuk yang Lurus dalam urusan Kami (ini)". (11). Maka Kami tutup telinga mereka beberapa tahun dalam gua itu, (12). kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara kedua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lama mereka tinggal (dalam gua itu).” [Q.S Al Kahfi (18) : 10-12]

Dengan berhijrah mereka mendapatkan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT yang pertama berbentuk keimanan yang bertambah kuat dan kemudian kemudahan dalam memperoleh rizki.

(16). dan apabila kamu meninggalkan mereka dan apa yang mereka sembah selain Allah, Maka carilah tempat berlindung ke dalam gua itu, niscaya Tuhanmu akan melimpahkan sebagian rahmat-Nya kepadamu dan menyediakan sesuatu yang berguna bagimu dalam urusan kamu. .” [Q.S Al Kahfi (18) : 16]

Cerita Ashabul Kahfi bisa menjadi cermin bagi kita dalam menapaki kehidupan didunia saat ini. Apakah kita bisa menggapai tauhid? Apakah kita bisa mempertahankan ketauhidan kita? Apakah tempat kita tinggal tidak akan merongrong ketauhidan kita? Apakah pekerjaan kita tidak akan menggoyahkana ketauhidan kita? Apakah gaya hidup kita tidak akan mencemari ketauhidan kita?.

Sheikh Imran Hosein dalam salah satu ceramahnya menguraikan penjelasan mengenai Al Kahfi dengan sangat menarik dan menyentuh. Ceramahnya menjelaskan keterkaitan surat Al Kahfi dengan keadaan dunia masa kini. Video tersebut dapat anda liat di www.youtube.com.

Mungkinkah suatu saat, atau mungkinkah saat ini, kita harus memilih menjadi manusia gua dari pada hidup di perkotaan demi menjaga ketauhidan kita?. Mengapa terasa berat hati ini dalam mengikuti jejak Ashabul Kahfi?. Semoga Allah SWT selalu melindungi dan membimbing kita semuanya di jalan yang benar. Amin.
Segala Puji Bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam.

Sumber http://www.syahadat.net

0 komentar:

Posting Komentar