Gorengan Renyah

Pakiringan. Pagi buta kira-kirajam satu malam, saung di depan rumah ibu Onah sudah berasap tebal. Terdapat kepulan asap bukan berarti ada kebakaran melainkan di dalamnya berlangsung kegiatan membuat gorengan. Kegiatan itu diakukan setiap hari tanpa ditemani karyawan atau pun kerabatnya. Padahal dalam pembuatan gorengan bagi sebagai pedagang laris itu cukup berat dan rumit. Pertama harus mempersiapkan segala racikan bumbu yang kemudian mesti ditumbuk, kedua menyiapan kayu bakar agar gorengan terasa enak dengan penggorengan alami, ketiga menyiapkan energi dan istirahan yang banyak. Lain lagi dengan kegiatan belanjanya, kemungkinan harus mengatur waktu agar tidak berantakan.

Gorengan sampai kemana-mana...

Gorengannya sudah terkenal sampai ke desa-desa tetangga. Banyak sekali bebakul yang pesan setiap hari untuk didagangkan kembali. selain rasa yang menggiurkan, pembeli juga mengincar harganya yang murah. Al hasil pembeli sering ngantri berjubel di depan warung gorengan.

Soal resep bumbu...

Katanya, tidak ada yang unik dan bumbu yang digunakan cukup sederhana. Kendatipun demikian tapi banyak pelanggan selalu dibuat penasaran. Malah ada yang minta dibuatkan atau membeli bumbu yang sudah jadi. Padahal bumbunya sama seperti pembuatan gorengan umumnya seperti menggunakan kunyit, ketumbar, garam semuanya secukupnya, kemudian untuk bawang putih diperbanyak agar rasanya gurih mungkin dari pengaruh bawang tersebut gorengan jadi gurih. Dalam pemakaian tepung pun tidak sembarang tepung, misal tepung yang digunakan tepung "aci", dan tepung beras. Jadi tidak menggunakan tepung terigu karena hasilnya akan lembik. " Usahakan ketika membuat racikan bumbu serta adonan tepung jangan dicampur langsung, karena jikalau dicampur langsung akan terasa asem hasilnya. Itu tips bagi pedagang besar, tapi kalau untuk membuat sendiri tidak apa-apa dicampur langsung. Menurutnya, adonan yang sudah dicampur tidak boleh dibiarkan lama masalahnya yaitu tadi hasilnya tidak enak.